Minggu, 27 Maret 2011

Apa ini apa itu?

Pernah kan dihadapkan pada sebuah keadaan dimana anda memilih 2 pilihan. Dan juga kedua pilihan tersebut sangat dilematis sekali. Disatu pihak, pilihan pertama adalah pilihan anda sendiri. Anda sangat memimpikan di posisi tersebut sejak lama. Akan tetapi nasib berkata lain. Anda terlanjur tercebur di posisi kedua, dimana posisi itu sangat anda sekali. Namun setelah beberapa saat berlalu posisi itu tidak memuaskan hati anda. Dari segi kepuasan hati anda terpenuhi, akan tetapi tak sehebat pilihan pertama yang sangat memenuhi kriteria anda. Dilain pihak juga, posisi pertama yang anda impikan itu sangat jarang di masyarakat, karena membutuhkan kemampuan yang istimewa, tidak semua orang bisa nyemplung di posisi itu. Dan dari segi pembiayaan juga memerlukan dana yang lebih untuk menunjang selama di posisi tersebut. Kemudian di pilihan kedua yang sekarang sedang anda jalani sampai saat sekarang ini, pilihan itu sangat irit dari semua segi penunjangan. Yang diperlukan hanyalah otak, mulut. Dan, ke depannya sangat bisa sekali dan sangat menjamin sekali di masa depan. Tetapi ya satu itu, pilihan kedua tak sehebat pilihan pertama yang anda idam-idamkan. Kepuasan hati yang di dapat tidak sebanding.

Anyway, ketika kesempatan itu datang Anda jadi berpikiran untuk meraih kesempatan itu. Anda ingin sekali dapat meraih di posisi yang Anda idam-idamkan itu. Segala persiapan Anda siapkan jauh-jauh hari untuk hari besarnya.

Dan pada saat mendekati itu pula, Anda pun tersadar, kepikiran, merenung akan masa depan yang menanti Anda. "Kenapa saya tidak bertahan saja di posisi yang sekarang? kenapa harus repot-repot mengejar mimpi yang perlu sedikit-banyak uang? Toh masa depan di posisi sekarang lebih menjamin".

Dan terjadilah perang di dalam diri Anda. Apakah ingin terus maju atau tetap pada jalur yang aman?? Anda pun bingung menentukan arah ketika ada kutipan yang menyebutkan "Syukurilah yang ada padamu saat ini, sesungguhnya orang lain belum tentu bisa merasakan apa yang sedang kamu dapatkan sekarang" dan berbanding terbalik dengan "Kejarlah mimpimu" Terus, kalo udah gitu kelanjutannya gimana doong?? Sangat dilematis sekali kan? Belum lagi pertimbangan orang terdekat kita menganjurkan untuk tetap di posisi yang sekarang. Tambah dilematis bukan??! Yaa, mungkin ada satu cara yang ampuh untuk menentukan sikap di sesi ini. Berdoa, meminta petunjuk kepada Tuhan, kemana seharusnya untuk melangkah. Mungkin itu jalan terbaik untuk memulai menentukan arah yang serba dilematis ini.

Sabtu, 26 Maret 2011

Penjara Suci Sobron

Terkurung 4 hari 3 malam, tanpa handphone, internet, tv sepertinya bakal jadi momok yang sangat menakutkan bagi sebagian besar bagi kita. Terlebih saya dan teman-teman kampus saya yang sudah 2 semester ini bertemu dengan moment yang indah tak terlupakan itu. Pondok Sobron, Pondok yang sangat teristimewa. Sederhana memang, tapi dari kesederhanaan itulah yang menunculkan kesan keistimewaan yang teramat sangar!!

Pondok Sobron adalah tempat dimana kita, mahasiswa UMS menuntut ilmu mata kuliah Islamic Studies. Dan ini wajib! Nama formalnya adalah 'Baitul Arqam', dan nama bekennya adalah 'Sobron' karena lebih simpel, pendek dan menjelaskan arti dari keseluruhan. Sebelumya, Sobron sendiri adalah mata kuliah yang pertemuannya tatap muka di kelas seperti mata kuliah yang lain, dan dalam perkembangannya, Baitul Arqam menjelma menjadi pendidikan di Pondok selama 4 hari 3 malam.
Pada intinya tetep kuliah, tapi pindah tempat. Kita di kelas juga terima pelajaran gitu, tentang agama Islam tentunyaa. Penyelenggara Baitul Arqam/Sobron adalah LPID (Lembaga Pengembangan Ilmu-ilmu Dasar), ketika di Pondok Sobron, semua tanggung jawab ada pada Imam. Dan ada Co. Imam yang bertugas membantu Imam (Mas Furqon). Dan ketika di kelas, kita diajar oleh para fasilitator yang bertugas memberi ilmu dan menilai ketika kita di kelas. Biasanya para fasilitator terdiri dari 3 orang. 1 laki-laki, 2 perempuan. Oiya, karena keterbatasan penyelenggaran Baitul Arqam, maka dibuat kloter/gelombang. Ketika saya kemaren masuk di kloter 8. Kemudian lanjut ke kloter berikutnya. Dibedakan menjadi 5 Asrama, dan 4 kelas.

Baitul Arqam sendiri mempunyai motto,
  • Keikhlasan
  • Kesederhanaan
  • Kebersamaan
  • Kejujuran
  • Keberanian
  • Kedisiplinan
  • Kesabaran
Adapun rangkaian setiap harinya ketika kita di Pondok Sobron..
  • Sholat Tahajud
  • Sholat Subuh
  • Tadarus
  • Olah Raga
  • Makan Pagi
  • MCK
  • Kuliah
  • Ishoma
  • Kuliah
  • Sholat Ashar
  • Kuliah
  • MCK
  • Sholat Maghrib
  • Makan malam
  • Sholat Isya'
  • Materi (lagi)
  • Tidur (pukul 21.00)
Terbaca sangat padat sekali ya pasti??emang bener padet banget. Bisa dibayangin jam 9malem baru menjamah kasur, bercinta bentar ama kasur, dan dibangunin lagi buat Sholat Tahajud. Begitulah setiap harinya. Tak ada pilihan, kita yang kadang mengantuk berat pas ada materi di kelas curi-curi kesempatan buat molor. Sebelum akhirnya kita dibangungin ama temen atau bahkan fasilitator. Rugi banget kalo itu kejadian, tapi ya mau gimana lagi? kita ngantuk..

Namun ada keintiman juga ketika kita di kelas. Pada kloter 8, kita di satukan dari FKIP Bhs Inggris, Bhs Indonesia, Biologi, dan FAI terasa sangat klop sekali. Kita yang belum pernah bertemu seperti sudah kenal lama! Ternyata dugaan saya salah. Saya kira mahasiswa FAI itu pada serius-serius! tapi nyatanya??Asik juga merekaa

Di kelas tentu ada yang memimpin doong?? nhaaah, ketua kelas B bernama Erfan. Dia Bersal dari FKIP Bhs Indonesia. Gendut orangnya, asik orangnya, supel orangnya, loyal orangnya, pintar orangnya.. Salut deh buat dia!

Ada yang masih membekas ketika tatap muka di kelas. Materinya adalah 'Bisnis dalam Islam'. Kelompok saya kebagian materi 'Jasa-Jasa Halal' beranggotakan 12 orang dan harus di presentasikan dalam bentuk drama! Waktu buat diskusi sangat mepet, lalu saya mikirr..mikiirr.mikirrr sampe CPU otak anget Daaan saya ngusulin buat ambil cerita perjalanan seorang laki-laki mau potong rambut, dan dalam perjalan tersebut dia bertemu dengan Sopir bis, tukang ojek, ojek payung, tukang cukur, sopir becak. Yang inti dari cerita drama tersebut, bagaimanapun juga pekerjaannya, penghasilannya, tapi pekerjaan, jasa yang yang mereka tawarkan adalah halal adanya. Kemudian Fasilitator mengumumkan hasilnya, Kreatifitas 90, Materi dan konsep 90!! Puas banget rasanya bisa ekspresi di Pondok Sobron itu

Ada yang sangat lucu, ketika sholat Tahajud banyak teman yang waktu sujud nggak bangun-bangun. Masih nempeeeeel jidatnya di Sajadah.ya bisa dimaklumi laah. Saya dulunya pas Baitul Arqam 1 juga ngantuk banget, sampe2 Sholat Tahajud sambil merem

Itulah kehebatan Sobron. Di awal teman-teman saya sangat malas untuk mengikuti acara wajib ini. Tapi ini sudah sebuah peraturan. Tanpa ada sertifikat ini dari LPID, besuknya bakal gak ada nilai Islamic Studies, dan artinya nggak bisa Skripsi.

Oiya, di awal belum saya sampaikan kalo sewaktu Sobron itu juga ada peraturannya.
  • Dilarang membawa alat-alat elektronik.
  • Dilarang merokok (hanya membawa sekalipun)
2 diatas adalah peraturan yang paling keras di galakkan. Sudah banyak korban dari ke2 peraturan tersebut yang mengharuskan teman-teman saya diPULANGkan!! Amat sangat disayangkan kita tidak bisa menikmati masa Sobron ke2 ini tanpa teman-teman yang lengkap


Dan saat-saat kepulangan-lah yang sangat di nanti-nanti, 4 hari nggak megang hape akhirnya megang juga. Dan saya melihat indah dunia, bosan juga tiap waktu mendengar suara deru mesin kereta api. (karena Pondok Sobron dekat pintu perlintasan kereta api, Makam Haji).
Sungguh menggalaukan di awal, dan berakhir kebahagiaan. Semua harus dijalani. Sesungguhnya sesuatu yang mungkin kurang menyenangkan itu menyimpan keasyikan. Tinggal kita yang menyikapinya.

Sepulang dari Sobron, serasa terlahir kembali. Hati tuh ayem tentrem kaya abis bayar utang berjuta-juta. Ada baiknya kalau sepulang Sobron ini, untuk lebih rajin sholat, puasa, sholat malam.



Ketua kelas B, Erfan memberikan pesan dan kesan saat penutupan.







Euforia asrama E ketika hari tekahir menjelang penutupan